Renungan Hari Selasa 27 Oktober 2015
Renungan Hari Selasa 27 Oktober 2015
Ber-Pengharapan
Rasa curiga, sikap benci, tidak percaya, jengkel, tidak percaya diri sert cemburu merupakan sekelumit beban hidup pribadi. Kemiskinan, kelaparan, dan wabah menjadi masalah yang meluas di berbgi negara. Gunung meletus, kebakaran hutan, kekeringan, banjir, dan gempa bumi juga menjadi bencana alam yang terus terjadi sepanjang tahun. Berbagai beban berat kehidupan tersebut dapat menimpa siapa saja, kapan saja, dan di mana saja, sehingga menyebabkan harapan akan hidup yang lebih baik menjadi hampa dan kosong.
Ensiklik (seruan Bapa Paus) Spe Salvi dari Paus Benediktus XVI kiranya menekankan bahwa situasi beban kehidupan jangan sampai menghilangkan atau mengaburkan pengharapan. Paus mengajak segenap umat beriman untuk terus menumbuhkan pengharapn hingga akhir hidup. Ia yakin bahwa umat Allah mempunyai iman yang tentu akan menghantar pada pengharapan, sebab dengan beriman ia sekaligus ber-Pengharapan.
Paus Benediktus XVI menyebutkan nama Kardinal Nguyen van Thuan sebagai contoh orang yang berpengharapan. Tiga belas tahun di penjara karena iman, ia tidak kehilangan pengharapannya. Ia membuktikan bahwa pengharapan tak lenyap bahkan pada malam-malam kesendirian sekalipun. Paus juga tidak lupa menyebut Maria sebagai bintang haparan. Iman Maria membuktikan bahwa ia menggantungkan harapannya terhadap rencana penyelamatan Allah terhadap manusia.
Sikap Kardinal Nguyen dan Maria kiranya mengingatkan setiap umat Kristiani untuk senantiasa memiliki pengharapan. Mereka telah menjadi ragi bagi dunia, sebab mereka telah membuat sekian banyak orang menyadari diri akan harapan untuk diselamatkan. Bagaimana dengan kita, apakah kita senantiasa berpengharapan meski persolan datang silih bergnti? Mari bermenung.
Post a Comment for "Renungan Hari Selasa 27 Oktober 2015"