Renungan Hari Kamis 7 Desember 2023

Renungan Hari Kamis 7 Desember 2023

Renungan Hari Kamis 7 Desember 2023

Saudara-saudari yang terkasih dalam Yesus Kristus, Pada Renungan Harian Kamis 7 Desember 2023. Dalam bacaan Injil Matius 7:21.24-27 hari ini, bercerita tentang “Barangsiapa melakukan kehendak Bapa akan masuk Kerajaan Allah.”

Tuhan, penjaga dan pelindung.

Dengan tegas dan jelas, Yesaya mengatakan, ia melihat Allah diproklamasikan sebagai Gunung Batu yang kekal, Penyelamat dan Pemberi damai sejahtera bagi manusia yang percaya dengan hati teguh, yang lurus jalannya.

Gambaran istimewa ini menunjukkan bahwa Allahlah sang Pejuang yang meruntuhkan kubu-kubu benteng musuh. Dia membuka semua ketertutupan menjadi jalan-jalan, pintu-pintu yang terbuka bagi umat-Nya.

Kebangkitan pun terbentang di hadapan umat-Nya sebagai karya diri-Nya di tengah kenyataan sejarah dunia.

Titik tolak iman. Gereja berdiri di atas puncak proklamasi karya keselamatan Allah yang dikaryakan dalam diri Yesus Kristus.

Kebangkitan-Nya memberi dan mengokohkan titik tolak iman Gereja. Iman yang berpangkal pada keselamatan, dan yang di dalam-Nya ada pengharapan: yang mati dibangkitkan, yang runtuh dibangunkan, yang usang diperbarui, yang hancur dipulihkan.

Karena itu gereja harus berani memberitakan pengharapan besar itu. Jangan takut, dan putus asa sebab yang diberitakan bukanlah isapan jempol melainkan karya besar tentang kebenaran yang berlaku sepanjang abad dan masa.

Doa

Terima kasih ya Tuhan, atas nubuatan yang Kau genapi dalam sejarah-Mu.

Mazmur, Allah sumber kekuatan.

Mazmur pujian ini merupakan nyanyian kemenangan yang sarat dengan keriangan rohani berkualitas tinggi.

Saat itu raja keturunan Daud berada dalam keadaan bahaya, lalu dilepaskan oleh Allah untuk kemudian dipulihkan kedudukannya sebagai raja.

Menurut sumber-sumber Yahudi, mazmur ini diucapkan bersahutan pada hari raya Pondok Daun.

Dalam nyanyian ini, pemazmur mengisahkan tentang penyelamatan yang dialaminya (ayat 5-21). Ia mengakui bahwa Tuhanlah yang membawa dia pada kelegaan.

Pengakuan ini tidak hanya makin mengentalkan keyakinannya bahwa Tuhan ada di pihaknya, tetapi juga makin memperteguh iman dan pengharapannya. Ia juga mengajak umat untuk hanya mengandalkan Tuhan dan bukan manusia, betapa pun kuatnya (ayat 8-9).

Meski akibat dari keyakinan ini ia harus berhadapan dengan sejumlah lawan dari “segala bangsa” (ayat 10) dan ditolak dengan hebat sampai jatuh (ayat 13), namun ia tidak jatuh, apalagi sampai mengalami kematian. Allah memberinya kekuatan sehingga ia dapat mengalahkan musuh-musuhnya.

Dari peristiwa ini, pemazmur melihat beberapa unsur yang sangat penting:

Pertama, Tuhanlah pelaku utama dalam setiap pertempuran umat.

Kedua, pengalaman ditolong dan mengalami kasih Allah mendorong dia untuk menyaksikan keajaiban perbuatan Allah itu kepada orang lain.

Ketiga, hidup yang masih dimilikinya semata-mata adalah anugerah Tuhan (ayat 18).

Keyakinan pemazmur ini merupakan ungkapan terlengkap yang menyatakan bahwa segala sesuatu yang menyangkut kehidupan umat, dan seluruh ciptaan-Nya, mulai dari awal hingga akhirnya, ada pada-Nya.

Orang Kristen di zaman ini pun tidak terluput dari berbagai ancaman kekerasan. Tak jarang orang  Kristen menjadi pihak yang dirugikan atau ingin dijatuhkan.

Tetapi, itu tidak berarti bahwa orang Kristen tidak mampu menghadapinya. Pakailah pola penyelesaian pemazmur, yaitu mengikutsertakan Allah setiap saat dalam gerak langkah kehidupan kita.

Renungkan

Karena Allah beserta kita maka akhir dari segala kekerasan bukanlah bencana bagi kita, tetapi turut serta dalam pemuliaan-Nya.

Injil hari ini, Siap diterpa badai? 

Ucapan Yesus ini mengakhiri khotbah-Nya di bukit yang ditujukan untuk para murid-Nya. Dengan tekanan serius kini Yesus mengingatkan mereka bahwa hidup tiap orang suatu saat kelak akan diterpa badai.

Badai itu akan sedemikian dahsyat dan pasti berakibat kekal. Badai itu akan membongkar kenyataan fondasi hidup macam apakah yang telah seseorang pakai untuk membangun kehidupannya.

Hanya ada dua macam fondasi hidup. Fondasi batu karang teguh adalah sikap dan praktik hidup saat demi saat mematutkan hidup sesuai firman (ayat 24).

Orang sedemikian disebut Tuhan bijaksana sebab kehidupan taat firman membuatnya tahan terpaan badai. Fondasi pasir adalah sikap dan praktik hidup yang mendengar firman dan ajaran Yesus, tetapi tidak melakukannya (ayat 26).

Orang seperti itu bodoh sebab rumah kehidupannya pasti akan tersapu bersih oleh terpaan badai dan banjir dahsyat (ayat 27).

Apakah badai dan banjir itu? Mengacu ke konteks sebelum ini, pastilah yang Tuhan maksudkan dengan badai itu adalah hari penghakiman akhir.

Dengan ucapan-Nya yang penuh kuasa itu, Yesus mendesak para pendengar-Nya untuk menanggapi Dia dengan ketaatan dan kesetiaan agar luput dari penghukuman itu.

Dari dulu sampai kini tidak ada penganjur agama mana pun seberani dan seberdaulat Yesus memaparkan soal hidup kekal dan tuntutan untuk percaya dan taat kepada-Nya sebagai syarat masuk hidup kekal.

Ketika Yesus mengakhiri pengajaran-Nya, banyak orang mengakui kuasa kata-kata Yesus itu (ayat 28-29).

Akan tetapi, yang Tuhan tuntut terus menerus sampai zaman ini juga, bukan saja mengagumi Dia melainkan mengikut dan menaati Dia.

Dia tidak hanya menyampaikan klaim kosong sebab kelahiran, kehidupan, kematian, dan kebangkitan-Nya menunjukkan bahwa Ia memang kelak akan menghakimi dan menentukan nasib kekal kita.

Ingat: Hidup yang singkat ini hanya awal dari hidup kelak. Bagaimana keadaan hidup kita kelak dalam kekekalan tergantung pada pilihan kita di hadapan Yesus.

Doa Penutup

Bapa surgawi, tingkatkanlah karunia-karunia iman, pengharapan dan kasih dalam diri kami. Berikanlah kepada kami rahmat untuk membangun kehidupan kami yang didasarkan pada kebenaran-Mu.

Kami menyerahkan kepada-Mu segala keberadaan kami dan segala sesuatu yang kami miliki. Amin.(Lucas Margono)

Demikianlah Renungan Hari Kamis 7 Desember 2023, semoga bermanfaat.

Baca Juga Injil, Renungan dan Santo Santa THEKATOLIK.COM Lainnya di Google News

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url