Renungan Hari Minggu 3 Maret 2024

Renungan Hari Minggu 3 Maret 2024

Renungan Hari Minggu 3 Maret 2024

Bapak, Ibu dan Saudara-saudari yang terkasih dalam Yesus Kristus, Pada Renungan Harian Minggu 3 Maret 2024. Dalam Bacaan Injil Yohanes 2:13-25 hari ini mengisahkan tentang Rombaklah Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali.

Akulah Tuhan Allahmu!

Siapakah yang berhak mengatur hidup Anda? Diri Anda sendiri? Apakah yang Anda gunakan sebagai standar hidup? Hati nurani, hukum pemerintah, atau hukum gereja? Jika Anda mengaku beriman, sudahkah kebenaran Allah saja yang mengatur hidup Anda?

Hukum-hukum itu mengatur hubungan umat-Nya dengan diri-Nya dan antar sesama umat-Nya. Hukum-hukum ilahi itulah yang diucapkan Allah langsung kepada Musa untuk disampaikan kepada Israel, umat pilihan Allah.

Sah milik Allah. “Akulah Tuhan Allahmu….” adalah pengesahan bahwa Allah adalah Allah bagi umat Israel dan Israel adalah umat kesayangan-Nya. Umat kesayangan Allah ini telah melihat karya besar Allah dalam awal kehidupan mereka berumat.

Allah menunjukkan keterlibatan besar dalam hidup mereka. Perbuatan ajaib Allah itu alasan yang membuat mereka hanya perlu taat pada Allah yang Ajaib dan Besar. Tidak ada ilah lain yang patut disembah di samping Tuhan Allah.

 Wujud nyata menyembah Allah. Bagaimanakah seharusnya umat Allah memulai hubungan pribadi sebagai umat milik Allah? Sembah Dia saja. Hanya Dia yang telah menyatakan Diri kepada mereka, Allah sejati, bukan yang lain.

Allah nyata dalam karya-Nya yang besar dan di dalam firman-Nya. Kedua, Allah melarang Israel membuat apapun yang dapat menggantikan kehadiran-Nya. Allah tidak ingin dinomorduakan. Ketiga, nama-Nya harus ditinggikan, dan dimuliakan.

Menyebut nama-Nya dengan sembarangan sama dengan tidak meninggikan Dia. Keempat, bersekutu dengan-Nya pada hari Sabat.

Persekutuan dengan-Nya membuat manusia makin mengenal dan terus berharap pada-Nya. Keempat hal tersebut perlu dipelihara dan dijalankan oleh umat Allah.

Syukur pada Kristus yang telah memperkenalkan Allah lebih jelas karena Kristus adalah gambar wujud Allah (Ibrani 1:2-3). Di dalam dan melalui Kristus kita dapat mengalami hubungan pribadi lebih dekat lagi dan pasti.

Hubungan dengan sesama manusia.

Bagaimana kita dapat mengatur hubungan kita dengan sesama agar tetap baik adanya? Hukum Allah mengajarkan bahwa menghargai sesama manusia dimulai dari harmonisnya hubungan di dalam keluarga umat Allah dengan cara menghormati ayah dan ibu kita.

Hormat kepada mereka berarti mengakui mereka sebagai pengatur kehidupan dalam keluarga. Umat Allah juga akan menghargai hidup, menjaga kehormatan hubungan pribadi lawan jenis, menghargai kepemilikan, tidak bersaksi dusta, dan tidak cemburu terhadap apa yang dimiliki orang lain.

 Mengasihi Allah berlanjut mengasihi sesama. Banyak orang mengaku menyembah Allah tetapi meremehkan hubungan dengan sesama. Sikap demikian membawa bencana bagi orang lain.

Hukum Allah tidak saja mengajarkan dan meminta umat-Nya untuk mengenal-Nya secara pribadi, tetapi harus pula membawa manfaat positif dalam hubungannya dengan sesama.

Dosa menodai hubungan antar manusia, namun Kristus memampukan kita mengenal Allah yang benar dan mengasihi sesama oleh kasih-Nya.

Paulus mengajarkan kepada jemaat Korintus hal yang utama dalam penginjilan.

Orang mencari jaminan manusiawi: berupa mukjizat-mukjizat (tanda yang menjamin benarnya pemberitaan, bdk Yoh 4:48), atau “hikmat” ialah ajaran yang memuaskan akal yang ingin mengerti.

Pada dirinya usaha manusia semacam itu tidak terkutuk dan salib Kristus yang berupa paradoks bahkan melayani usaha itu, 1Ko 1:24+. Tetapi usaha itu hanya pendahuluan dan persiapan. Jika orang tidak mau melangkah lebih dari persiapan itu, maka usaha manusiawi itu tidak lagi dapat dipuji.

Kalau ditinjau secara manusiawi salib nampaknya langsung bertentangan dengan pengharapan, baik pengharapan orang Yahudi maupun pengharapan orang bukan Yahudi (Yunani).

Sebab salib itu merupakan kegagalan dan bukan kejayaan, kebodohan dan bukan hikmat. Tetapi ditinjau dengan iman salib itu nampaknya penggenapan dan peningkatan pengharapan: salib sebenarnya kekuatan dan hikmat ilahi.

Karya Allah yang berupa paradoks (1Ko 1:18-25) terwujud dalam dipilihnya orang-orang Korintus (1Ko 1:26-30) dan dalam pemberitaan Injil oleh Paulus (1Ko 2:1-5).

Apa masalah penginjilan untuk orang Kristen dan gereja masa kini?

Yang utama adalah kita jadi bagian dalam tugas yang Kristus percayakan itu,  mengetahui isinya, bagaimana melakukannya, dan mengapa harus dilakukan?

Yang kita perlukan adalah kesadaran tentang mengapa kita perlu terlibat dalam penginjilan. Jika alasan untuk penginjilan tidak jelas dan api semangat penginjilan telah redup, kedua pertanyaan lain percuma saja dibahas.

Jadi mengapa perlu mendoakan, memikirkan, mendukung, dan terlibat dalam pewartaan Injil? Jawabnya sederhana dan gamblang. Karena inti kabar baik Injil adalah salib Yesus.

Jika ada jalan keluar lain bagi masalah hakiki manusia, mengapa sampai Yesus rela disalibkan? Jika ada cara yang dapat memberikan jaminan hidup kekal, mengapa Yesus harus mati? Salib membentangkan hati Allah kepada manusia, tetapi juga menelanjangi keadaan riil hati manusia.

Pernahkah kita mengizinkan cara pandang Kristus membuat kita melihat lebih dalam ke balik penampakan luar hidup orang yang kita jumpai dalam keseharian kita?

Di balik keberhasilan material mereka, di balik posisi yang mereka capai dalam pekerjaan, di balik canda bahagia rumah tangga mereka, adakah kebahagiaan dan kesukaan kekal dari mengenal anugerah Allah dalam Kristus?

Pada orang-orang yang wajahnya kuyu, tubuhnya lemah tertekan beban berat dan terlibat kemelut kehidupan, adakah dalam hati kita penilaian Kristus yang penuh dengan kehangatan cinta ingin mengubah dan memperbarui mereka?

Gereja dan orang Kristen masa kini perlu memohon agar diberikan belas kasih Kristus, sehingga tergerak oleh Injil untuk mewartakannya kepada orang yang kita jumpai sehari-hari.

Kita perlu sentakan Roh bahwa dengan menahan kabar baik itu dari sesama kita, kita sungguh tidak berbelas kasihan.

Allah tidak ingin seorang pun binasa dalam dosa. Apakah desakan hati Allah ini Anda rasakan juga? Jika ya, Anda pasti akan banyak berdoa untuk kenalan yang belum percaya Yesus.

Anda pasti akan memberi diri didorong oleh Roh Kristus untuk berinteraksi sosial secara otentik menjadi Injil yang hidup untuk dibaca orang.

Injil hari ini, Bait Allah

Penyalahgunaan Bait Allah menjadi sorotan Yesus dalam tindakan-Nya saat itu. Bait Allah yang seharusnya menjadi tempat orang beribadah kepada Allah menjadi ajang komersialisme, tempat mengeruk keuntungan pribadi.

Hari Paskah merupakan momen bagi keluarga Yahudi yang berada di perantauan untuk datang ke Yerusalem. Pada masa-masa itu Bait Allah dipenuhi orang. Namun pemimpin agama Yahudi justru makin memadatinya dengan mengizinkan pedagang hewan dan penukar uang berniaga di halaman Bait Allah.

Menurut mereka, itu demi kenyamanan para pendatang, sehingga tidak perlu membawa hewan korban dari tempat jauh. Selain itu untuk mencari dana guna pemeliharaan Bait Allah. Padahal halaman Bait Allah adalah tempat beribadah bagi orang-orang nonYahudi.

Namun para pemimpin agama Yahudi mengubah keheningan tempat ibadah menjadi hiruk pikuk pasar. Mereka tak peduli pada orang yang mengalami kesulitan untuk beribadah.

Padahal tujuan orang datang ke Bait Allah adalah beribadah. Tak heran bila Yesus marah dan mengusir para pedagang dari situ (ayat 15-16)!

Tindakan Yesus mengundang pertanyaan orang-orang Yahudi mengenai otoritas yang Dia miliki hingga berani bertindak demikian. Akan tetapi, Yesus tidak mau memperlihatkan tanda ajaib seperti yang mereka inginkan.

Yesus menyatakan bahwa mukjizat akan terjadi pada saat kebangkitan-Nya. Tubuh-Nya dikorbankan untuk membuka jalan bagi kehadiran Allah di dalam hidup manusia.

Selain memperdamaikan Allah dengan manusia, melalui kematian dan kebangkitan-Nya, Yesus juga memenuhi manusia dengan Roh Kudus dan membuat manusia menjadi bait Allah yang hidup (band. 1Kor. 6:19-20).

Doa Penutup

Tuhan Yesus, Engkau mengajarkan bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa surgawi dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa mencari orang-orang yang menyembah Dia secara demikian.

Allah itu adalah Roh dan siapa saja yang menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran (Yoh 4:23-24).

Kami percaya, ya Tuhan, ampunilah kami yang kurang percaya! Amin.

Demikianlah Renungan Hari Minggu 3 Maret 2024, semoga bermanfaat.

Baca Juga Injil, Renungan dan Santo Santa THEKATOLIK.COM Lainnya di Google News

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url