Renungan Hari Minggu 28 April 2024

Renungan Hari Minggu 28 April 2024

Renungan Hari Minggu 28 April 2024

Bapak, Ibu dan Saudara-saudari yang terkasih dalam Yesus Kristus, Pada Renungan Harian Minggu 28 April 2024. Dalam Bacaan Injil Yohanes 15:1-8 hari ini mengisahkan tentang Akulah pokok anggur yang benar, dan Bapa-Kulah pengusahanya.

Tuhan mampu mengubah orang

Pertemuan Saulus dengan Yesus, yang telah bangkit, menghasilkan transformasi radikal di dalam diri Saulus. Salah satu bukti pertobatan Saulus adalah ia menggabungkan diri dengan jemaat di Damsyik (ayat 19b).

Saulus, yang tadinya berhasrat membinasakan para pengikut Kristus, kemudian tinggal dalam persekutuan dengan mereka. Tak heran bila banyak jemaat yang mencurigai kehadirannya (ayat 21). Bukan hanya di Damsyik, jemaat di Yerusalem pun tidak mudah menerima Saulus (ayat 26).

Sebab setahu mereka, Saulus dulu mengejar-ngejar untuk membinasakan mereka. Bagaimana mungkin Saulus berubah seratus delapan puluh derajat?

Pemikiran maupun tingkah lakunya berubah. Saulus yang dulu \’menganiaya\’ Yesus, kemudian malah membuktikan bahwa Yesuslah Tuhan (ayat 20, 22). Ia sungguh-sungguh telah bertobat. Pemahaman dan komitmennya juga bertumbuh. Ia kemudian mempunyai murid-murid (ayat 25).

Yang bingung ternyata bukan hanya para pengikut Kristus, orang-orang Yahudi pun tidak mengerti apa sesungguhnya yang terjadi pada diri Saulus (ayat 22). Maka agar situasi tetap aman terkendali, Saulus harus dibungkam.

Mereka mungkin khawatir tak akan menang bila harus beradu argumentasi dengan dia. Maka jalan satu-satunya, Saulus harus dihabisi. Saulus yang dulu menganiaya dan membinasakan orang-orang yang percaya Yesus sekarang menjadi target maut karena perubahan pandangannya tentang Yesus. Sampai dua kali ia mengalami percobaan pembunuhan (ayat 23-24, 29).

Betapa kuat kuasa Yesus mengubah Saulus. Kuasa yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya oleh Saulus. Bila dulu ia mengejar-ngejar orang yang percaya Yesus, kini ia jadi dikejar-kejar karena imannya kepada Yesus.

Maka jangan pernah meremehkan kuasa Tuhan untuk mengubah seseorang. Bila Anda masih mendoakan seseorang agar ia berubah dan mau menerima Tuhan, jangan pernah putus asa. Doakan terus agar Tuhan menyatakan kasih karunia-Nya pada orang yang sedang Anda doakan itu.

Yohanes mengawali suratnya dalam bacaan kedua, sebagai anak-anak Allah kita harus saling mengasihi, dengan perbuatan nyata bukan hanya ucapan dibibir.

Keberanian berdoa di hadapan Allah.

Yohanes telah menegaskan bahwa orang percaya tidak berbuat dosa. Tanda yang tampak dari anak-anak Allah adalah kasih yang mereka lakukan. Namun, pada kenyataannya anak-anak Allah masih sering berbuat dosa. Misalnya, tidak mengasihi saudara seiman dan manusia lainnya seperti Kristus mengasihi manusia. Jika demikian apakah masih layak disebut anak-anak Allah?

Yohanes menasihatkan untuk tidak mendengar suara hati. Allah lebih mengenal kita dari pada kita mengenal diri sendiri (ayat 20). Oleh karena itu sepatutnyalah kita menyerahkan segalanya bukan kepada penilaian hati melainkan pada belas kasihan Allah. Allah yang menilai bukan suara hati.

Betapapun kuat dan hebatnya suara hati menuduh, kita dapat menghampiri Allah yang penuh belas kasihan dan pengampunan. Inilah dasar keberanian kita untuk menghampiri Allah dan memohon pada-Nya (ayat 21).

Di samping itu, kita harus menuruti segala perintah-Nya dan melakukan yang berkenan pada-Nya (ayat22). Ini merupakan bukti bahwa kita memiliki relasi dengan Allah yaitu relasi yang dilandasi dan diwarnai dengan dan oleh kasih (ayat 23).

Tetapi perlu kita sadari bahwa kasih hanya muncul jika atau karena percaya pada Yesus. Jadi, hanya yang percaya pada Yesus Kristus dan yang mengasihi sesama sajalah yang disebut orang Kristen. Kasih adalah bukti kelihatan bahwa seseorang percaya pada Yesus.

Ada satu hal lagi yang dikatakan Yohanes yaitu bahwa Allah telah mengaruniakan Roh Kudus kepada kita (ayat 24). Roh yang diberikan pada kita merupakan jaminan kuat bahwa kita adalah anak-anak Allah.

Jadi Yohanes mendorong orang percaya untuk memperdalam relasi dengan Allah sehingga memiliki keberanian yang semakin kuat untuk menghampiri dan meminta apa saja pada Allah dalam doa.

Relasi mendalam dan intim dengan Allah membuahkan doa yang berani meminta apa saja kepada-Nya.

Injil hari ini, Berbuah

Dalam dunia pekerjaan, mendengar bos menyebut kata-kata seperti target, deadline/tenggat, kuota, hasil dan lain-lain., kadang bisa menimbulkan rasa takut dan gentar. Apalagi kalau kata seperti itu keluar dari Sang Maha Kuasa.

Di sini Tuhan Yesus menggunakan istilah “berbuah”. Ada perbedaan di antara ranting yang menghasilkan dan yang tidak menghasilkan buah (ayat 2, 5-6), yaitu orang yang sungguh-sungguh tinggal dalam Yesus dengan yang tidak.

Seakan-akan orang Kristen harus mencapai suatu hasil konkret tertentu jika ia tidak ingin dirinya “dicampakkan ke dalam api lalu dibakar.” Nas ini memang memaparkan risiko dan imbalan, tetapi ada hal penting lainnya yang perlu kita sadari.

Berlawanan dengan dunia kerja sekuler di mana target pribadi berarti harus dicapai secara pribadi (berdasar kompetensi pribadi) pula, nas ini justru memaparkan betapa tergantungnya seorang murid Tuhan dalam menghasilkan buah.

Pertama, ia “dibersihkan” oleh Bapa supaya bisa lebih banyak berbuah.

Kedua, dan yang paling penting, ia mampu berbuah mutlak hanya karena dirinya tinggal di dalam Kristus, Sang Pokok Anggur, bukan karena kapasitas pribadinya.

Ketiga, murid berbuah karena firman Tuhan “tinggal” di dalam dirinya, dalam arti firman Tuhan menjadi dasar kehidupannya. Keempat, buah karya si murid itu niscaya memuliakan Tuhan, karena buah itu memang terjadi karena kuasa Tuhan sendiri.

Di dalam ketidakmungkinan manusiawi ini, justru tersirat suatu janji: bahwa kuasa Allah niscaya memungkinkan kita menghasilkan buah, yaitu sikap dan tindakan berdasarkan firman yang menyenangkan hati Allah dan menjadi penggenapan kehendak-Nya.

Sebagai murid, mari kita pusatkan perhatian pada tindakan iman ini: menghasilkan buah yang konkret. Buah-buah itu harus muncul di segala bidang kehidupan kita, mulai dari rumah, lingkungan, tempat kerja, gereja, dan bahkan di dunia maya. Inilah wujud iman kita yang sebenarnya.

Doa Penutup

Bapa surgawi, Allah yang berbelas kasih, terima kasih penuh syukur kami haturkan kepada-Mu untuk cintakasih–Mu yang penuh misteri kepada diri kami masing-masing.

Engkau telah menyediakan segala sesuatu yang kami perlukan untuk menyenangkan-Mu dalam Putera-Mu, Yesus Krsitus. Yesus adalah sumber kehidupan bagi semua orang yang mengasihi Engkau. Amin.

Demikianlah Renungan Hari Minggu 28 April 2024, semoga bermanfaat.

Baca Juga Injil, Renungan dan Santo Santa THEKATOLIK.COM Lainnya di Google News

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url