Renungan Hari Minggu 20 Juli 2025
Renungan Hari Minggu 20 Juli 2025
Bapak, Ibu dan Saudara-saudari yang terkasih dalam Yesus Kristus, Pada Renungan Harian Minggu 20 Juli 2025. Dalam Bacaan Injil Lukas 10:38-42 hari ini mengisahkan tentang Maria itu duduk di dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya. .
Allah berkunjung
Mengapa Allah berkunjung kepada Abraham melalui tamu-tamunya ini? Allah berbicara kepada umat-Nya dengan banyak cara. Melalui kata-kata yang terdengar maupun di dalam hati, penampakan, mimpi, dan penglihatan. Paling sering Allah menggunakan nabi-nabi sebagai perwakilan-Nya.
Jauh kemudian hari, Allah mengutus Anak-Nya sebagai manusia untuk lebih menunjukkan diri-Nya dengan lebih jelas. Allah tidak membatasi diri-Nya dengan cara-cara bagaimana Ia berkomunikasi. Cara yang jarang adalah melalui penampilan fisik seperti yang dialami Abraham. Kadang ini disebut dengan theophany.
Sesuai dengan kebiasaan menghormati tamu, Abraham bersemangat sekali menunjukkan keramahan kepada tiga tamu terhormat (ayat 9-10) yang berkunjung ke kemahnya pada suatu siang yang terik (ayat 1-8). Pada saat yang sama, hal ini terjadi karena kepekaannya akan kunjungan Ilahi.
Abraham adalah sosok yang sesuai dengan pujian Yesus di Mat 25:34-36,40. Oleh sebab itu, memenuhi kebutuhan makan dan tempat tinggal bagi orang yang membutuhkan memang telah dan selalu menjadi jalan yang praktis dan sederhana dalam mengasihi dan menaati Allah. Ibrani 13:2 menyatakan bahwa kita, seperti Abraham, mungkin secara tidak langsung sedang menjamu malaikat Allah.
Akibat kepekaan tersebut Abraham menerima peneguhan atas janji Allah kepadanya melalui pertanyaan: Adakah sesuatu apapun yang mustahil untuk Tuhan (ayat 14)? Dalam pergumulan sehari-hari hidup kita, kita sering menanyakan apakah Allah sanggup menolong aku keluar dari masalah ini atau itu?
Mampukah Allah mengangkat kecanduan dosa ini atau itu yang telah menjeratku sekian lama? Jangan biarkan pertanyaan ini membuat kita meragukan Dia. Sebaliknya, dengan memelihara kepekaan bahwa Allah mengunjungi kita lewat kehidupan sehari-hari, kita akan diteguhkan kembali bahwa sesungguhnya Dia peduli dan sanggup menolong kita sesuai kuat kuasa-Nya.
Mazmur, Pertanyaan abadi bagi Kristen.
Mazmur 15 ini harus dihafalkan oleh orang Kristen sepanjang hidupnya, sebab Mazmur ini berisi pertanyaan dan jawaban yang senantiasa harus ditanyakan dan dijawab oleh orang Kristen sepanjang kehidupannya sebagai alat evaluasi.
Pertanyaan yang ada dalam mazmur ini sebetulnya tidak perlu diajukan, sebab siapa yang boleh menumpang dalam kemah Allah dan diam di gunung-Nya yang kudus? Siapa yang dapat mempunyai kualitas kehidupan sesuai dengan standar yang dipaparkan oleh pemazmur (ayat 2-5)?
Jawabannya adalah tidak seorang pun, kecuali Yesus Kristus dan mereka yang sudah dibenarkan di dalam Dia yaitu Kristen. Jika demikian apakah sekarang Kristen bebas untuk menjalani hidup sesuai dengan keinginannya sendiri? Tidak!
Umat Kristen harus senantiasa berusaha untuk mempunyai gaya hidup seperti yang dipaparkan pemazmur (ayat 2-5), sebab bagaimana mungkin di satu sisi kita bersaksi dan yakin bahwa kita mempunyai persekutuan yang indah dan dekat dengan Allah sedangkan di sisi lain kita melakukan hal- hal yang dibenci oleh-Nya?
Karena itu kualitas kehidupan yang dipaparkan oleh pemazmur harus menjadi bahan evaluasi bagi kehidupan kita.
Orang Kristen harus berusaha keras untuk mempunyai kualitas moral yang tidak bercela dalam kehidupan pernikahan, keluarga, sosial, maupun pribadinya (ayat 2). Di tengah-tengah masyarakat dimana moralitas sudah dikalahkan dengan kepentingan dan keuntungan pribadi, tekad Kristen tidaklah mudah.
Ia juga harus menegakkan keadilan dan tidak mengambil untung dari pihak yang lemah (ayat 2, 3, 5). Kita harus memberikan keadilan bukan mencari keadilan. Seringkali prinsip keadilan ini berbenturan dengan prinsip ekonomi yang sudah terlanjur kita yakini yaitu mencari keuntungan sebanyak-banyaknya dengan usaha sekecil-kecilnya. Namun bagaimana pun juga Kristen harus tetap menegakkan keadilan, walaupun konsekuensinya berat.
Orang Kristen harus jujur dalam perkataan tanpa syarat dan menggunakan mulut bibirnya untuk membangun orang lain, bukan untuk menjatuhkannya.
Renungkan
Marilah kita senantiasa menanyakan kepada diri kita pertanyaan pemazmur ini dan mencoba menjawabnya dengan mengevaluasi kehidupan kita di bawah terang uraian pemazmur. Bagaimanakah kualitas kehidupan kekristenan kita?
Bacaan kedua, Pemberita firman Allah.
Perbuatan kita sehari-hari adalah cetusan dari apa yang ada dalam pikiran dan hati kita. Karena itu kita perlu mengisi hati dan pikiran kita dengan firman Tuhan. Firman Tuhan yang diresapi dan tertanam dalam hati kita akan menghasilkan perbuatan baik, dan buah Roh. Rencana Allah bagi kita adalah mendamaikan kita dengan diri-Nya oleh darah Kristus supaya kita suci masuk menghadap Dia dalam hadirat-Nya.
Rasul Paulus adalah hamba atau pelayan Kristus yang membaktikan seluruh kehidupannya bagi Tuhan Juruselamatnya. Ia mengasihi Kristus dengan memberikan seluruh dirinya. Penderitaan dari pihak penentang yang tidak percaya Injil, ditanggungnya.
Ia tidak peduli dengan penderitaan yang dialaminya asalkan orang-orang mengenal dan percaya kepada Kristus, tetap beriman teguh dan menjadi dewasa rohani. Bila keadaan rohani jemaat seperti itu, ia bersukacita walaupun harus menderita.
Penderitaan yang dialami tubuh Rasul Paulus oleh pecut dan pukulan tidak berkaitan langsung dengan dirinya sendiri melainkan dengan jemaat Kristus. Dengan kata lain, ia menanggung penderitaan dari pihak dunia karena ia melayani jemaat Kristus (ayat 24).
Atas kehendak Tuhan, Paulus memberitakan firman-Nya kepada jemaat Kolose. Ia adalah orang yang dipercaya Tuhan untuk menyampaikan firman-Nya (ayat 25). Rahasia yang tersembunyi dari abad ke abad dari generasi ke generasi itu ialah Kristus.
Kepada mereka yang sudah menerima Kristus, Paulus mengajarkan firman Tuhan dengan tujuan supaya setiap pengikut Kristus menjadi dewasa secara rohani (ayat 26-28). Rasul Paulus berusaha mendewasakan kerohanian jemaat Kolose bukan dengan kekuatan sendiri, tetapi mengandalkan kuasa Tuhan (ayat 29).
Ingat
Meski menderita karena Kristus, aku tetap akan menjadi pemberita firman Allah dalam seluruh hidupku dan dengan kuat kuasa-Nya.
Injil hari ini, Hanya satu yang perlu!
Kenal dan memiliki hubungan cukup dekat dengan Yesus tidak dengan sendirinya membuat orang tahu apa yang harus dilakukan terhadap Yesus. Kecenderungan kodrati pun tidak cukup dapat diandalkan untuk orang menunjukkan sesuatu yang berkenan di hati Yesus.
Itu yang terjadi dalam kisah ini dengan Marta. Ketika Yesus singgah di rumah Marta dan Maria, segera saja Marta mengungkapkan perhatiannya kepada Yesus dengan menyibukkan diri melayani Yesus (ayat 40). Karena hanya ia seorang yang sibuk sedang Maria tidak, Marta menegur Yesus yang tidak menganjurkan Maria membantu Marta (ayat 40).
Salahkah perbuatan Marta? Apa sebab Yesus tidak menegur Maria, sebaliknya malah menegur Marta? Apabila keduanya adalah perbuatan yang ditujukan terhadap Yesus, apa kelebihan perbuatan Maria sehingga mendapat penilaian lebih dari Yesus?
Pertanyaan-pertanyaan ini mau tidak mau muncul dari merenungkan bagian ini. Sebenarnya Tuhan Yesus tidak menyalahkan Marta dan menganggap kesibukan melayaninya salah. Pelayanan Marta dapat dianggap baik juga, namun dalam penilaian Yesus tindakan Maria adalah yang terbaik sebab ia memperhatikan hal yang ia perlu.
Kisah ini mendesak kita untuk memeriksa apa yang kita utamakan dalam kita mengikut Yesus. Baik melakukan perbuatan baik demi Yesus maupun memelihara hubungan intim dengan Yesus dalam doa dan perenungan firman, keduanya baik dan penting.
Prioritas kita orang modern adalah seperti Marta yang mengutamakan kegiatan. Yesus menginginkan prioritas sebaliknya. Mengapa? Sebab dengan duduk di kaki Yesus dan mendengarkan Yesus, kita sedang berpesta rohani bersama Yesus.
Hanya apabila kita selalu lebih dulu mendengarkan suara Yesus kita akan memiliki prioritas hidup yang benar dan mengerti tindakan-tindakan apa harus kita ambil.
Renungkan
Doa Penutup
Roh Kudus Allah, jikalau aku menjadi marah nanti, ingatkanlah diriku untuk memohon kepada-Mu agar memimpinku ke dalam kebenaran, sehingga dengan demikian aku dapat mengungkapkan kemarahanku dengan rendah hati sehingga tidak terjerumus ke dalam dosa. Amin.
Demikianlah Renungan Hari Minggu 20 Juli 2025, semoga bermanfaat.
Baca Juga Injil, Renungan dan Santo Santa THEKATOLIK.COM Lainnya di Google News