Renungan Katolik Hari Selasa 5 Agustus 2025: “Ketika Yesus Datang di Tengah Badai”
Renungan Katolik Hari Selasa 5 Agustus 2025: “Ketika Yesus Datang di Tengah Badai”
Bacaan Injil: Matius 14:22–36
“Tenanglah! Aku ini, jangan takut!”
— Matius 14:27
Pendahuluan: Badai yang Tak Terduga dalam Hidup
Dalam kehidupan, badai bisa datang kapan saja—tanpa peringatan, tanpa aba-aba. Bisa berupa masalah keuangan, kesehatan, relasi yang retak, bahkan rasa kehilangan atau kegagalan yang menyakitkan. Saat itulah kita merasa sendirian, seperti para murid di perahu yang dihantam angin sakal di tengah malam. Namun, Injil hari ini membawa kabar gembira: Yesus hadir di tengah badai hidup kita.
Renungan Katolik hari ini mengajak kita merenungkan bagaimana Yesus tidak hanya menyadari kesulitan para murid-Nya, tetapi juga hadir secara nyata, melintasi ombak untuk menunjukkan bahwa kuasa-Nya mengatasi segala ketakutan manusia.
1. Yesus Memerintahkan untuk Menyeberang (ayat 22)
Yesus menyuruh murid-murid-Nya naik perahu dan mendahului-Nya menyeberang ke seberang danau. Ini bukan perjalanan pilihan murid-murid, melainkan perintah dari Yesus sendiri.
Pelajaran pertama: kadang, jalan yang ditunjukkan Tuhan justru terasa penuh tantangan. Kita mungkin berpikir bahwa menaati kehendak Tuhan selalu membawa kenyamanan, tapi realitasnya bisa sebaliknya. Mengikuti Yesus tidak berarti bebas dari badai, tetapi berarti Dia akan hadir di tengah badai itu.
2. Doa Yesus dan Kesendirian Para Murid (ayat 23-24)
Saat para murid berjuang melawan angin dan ombak, Yesus sedang berdoa di atas bukit. Seolah-olah Dia jauh dari mereka.
Tapi inilah misteri indahnya: Yesus tidak pernah tidak tahu. Ia melihat mereka. Ia tahu kesulitan mereka. Dan Ia memilih waktu yang tepat untuk turun dan menghampiri mereka.
Renungan Katolik hari ini mengingatkan kita bahwa ketika kita merasa Yesus jauh, sebenarnya Ia sedang mendoakan kita, menjaga kita, dan bersiap untuk menolong kita dengan cara-Nya.
3. Yesus Datang di Tengah Malam (ayat 25–27)
Yesus datang pada waktu yang tak terduga: jam tiga pagi, saat kegelapan dan kelelahan berada di puncaknya. Murid-murid yang melihat-Nya berjalan di atas air justru merasa takut dan mengira itu hantu.
Bukankah begitu juga kita? Ketika pertolongan datang dengan cara yang tidak kita pahami, kita cenderung panik atau salah mengerti. Kehadiran Tuhan seringkali tak sesuai ekspektasi kita, tapi selalu tepat waktu.
Yesus berkata, "Tenanglah! Aku ini, jangan takut!" Ini bukan hanya kata-kata penghiburan, tapi deklarasi ilahi: “Akulah”—ungkapan yang sama dipakai Tuhan saat menyatakan diri kepada Musa.
4. Petrus Melangkah di Atas Air (ayat 28–31)
Petrus, dengan keberaniannya yang khas, berkata, “Tuhan, apabila Engkau itu, suruhlah aku datang kepada-Mu berjalan di atas air.” Dan Yesus berkata, “Datanglah.”
Petrus pun melangkah. Luar biasa, bukan? Tapi ketika ia melihat angin, ia mulai tenggelam. Fokusnya berpindah dari Yesus ke badai.
Iman itu seperti berjalan di atas air: selama mata kita tertuju kepada Yesus, kita bisa melangkah bahkan di tempat yang mustahil. Tapi ketika kita lebih fokus pada masalah, kita mulai tenggelam.
Namun yang luar biasa adalah: Yesus segera mengulurkan tangan dan menangkap Petrus. Ia tidak membiarkan Petrus tenggelam lama-lama.
5. Saat Kita Gagal, Tuhan Tetap Setia (ayat 31–33)
Yesus menegur Petrus: “Hai orang yang kurang percaya, mengapa engkau bimbang?” Tapi Dia tidak membiarkan Petrus karam. Dia tetap menggandeng tangan Petrus dan membawanya kembali ke perahu.
Inilah kabar gembira bagi kita dalam renungan Katolik hari ini: Meski iman kita kadang goyah, Tuhan tidak berubah. Yesus selalu siap mengangkat kita kembali. Yang penting adalah memanggil nama-Nya dalam ketulusan, seperti Petrus yang berseru, “Tuhan, tolonglah aku!”
6. Ketika Yesus Naik ke Perahu (ayat 32–33)
Begitu Yesus naik ke perahu, angin pun reda. Ini bukan kebetulan. Hadirnya Yesus membuat badai kehilangan kuasanya. Para murid pun tersungkur dan menyembah Dia: “Sesungguhnya Engkau adalah Anak Allah.”
Inilah titik balik dari badai iman: ketika kita benar-benar menyadari siapa Yesus itu, badai kehilangan kekuatannya.
7. Kesembuhan dan Harapan (ayat 34–36)
Setelah badai berlalu, Yesus tiba di Genesaret. Di sana, orang-orang datang berbondong-bondong untuk disembuhkan, bahkan hanya ingin menyentuh jumbai jubah-Nya. Dan semua yang menyentuh-Nya sembuh.
Ini menunjukkan bahwa kehadiran Yesus bukan hanya untuk para murid di perahu, tapi juga untuk semua orang yang percaya dan datang kepada-Nya.
Penutup: Tenanglah, Aku Ini
Saat badai hidup menerpa, renungan Katolik hari ini mengajak kita untuk tetap memandang Yesus. Meskipun ketakutan dan keraguan sering menghampiri, kehadiran-Nya lebih kuat dari semua badai yang ada.
Jangan takut. Yesus melihat. Dia datang. Dia menggandeng tanganmu.
Badai pun reda.
Doa Hari Ini
Tuhan Yesus, ajarilah aku untuk percaya penuh kepada-Mu bahkan di tengah badai hidupku. Ketika aku merasa sendiri dan takut, tolonglah aku untuk selalu mengingat bahwa Engkau tidak pernah jauh. Arahkanlah pandanganku kepada-Mu agar aku tidak tenggelam dalam kekuatiranku. Amin.
Demikianlah Renungan Katolik Hari Selasa 5 Agustus 2025: “Ketika Yesus Datang di Tengah Badai”, semoga bermanfaat.
Baca Juga Injil, Renungan dan Santo Santa THEKATOLIK.COM Lainnya di Google News