Renungan Katolik Rabu, 10 September 2025 Bacaan Injil: Lukas 6:20-26

Renungan Katolik Rabu, 10 September 2025 Bacaan Injil: Lukas 6:20-26

📖 Renungan Katolik Rabu, 10 September 2025 Bacaan Injil: Lukas 6:20-26

"Berbahagia dalam Jalan Tuhan”

Hari ini kita merenungkan salah satu bagian paling terkenal dari Khotbah Yesus: sabda bahagia. Yesus menegaskan bahwa berkat sejati bukanlah soal kekayaan, tawa, atau popularitas duniawi, melainkan hidup dalam kehendak Allah. Bacaan Injil Lukas 6:20-26 menjadi pengingat bagi kita bahwa ukuran kebahagiaan menurut dunia sering kali berbeda dengan ukuran Kerajaan Allah.

Renungan

Yesus berkata: “Berbahagialah, hai kamu yang miskin, karena kamulah yang empunya Kerajaan Allah.” Kata-kata ini terdengar mengejutkan. Bagaimana mungkin kemiskinan dipandang sebagai kebahagiaan? Dalam dunia modern, kebahagiaan sering dikaitkan dengan materi, status sosial, dan kenyamanan hidup. Namun, Yesus mengajak kita melihat lebih dalam: orang miskin, orang lapar, orang yang menangis, dan orang yang dibenci karena nama Kristus justru berada dekat dengan hati Allah.

Kemiskinan di sini bukan hanya soal materi, tetapi juga sikap hati yang rendah, terbuka, dan tidak bergantung pada harta duniawi. Orang miskin di hadapan Allah adalah mereka yang menyadari keterbatasannya dan menyerahkan hidup sepenuhnya pada Tuhan.

Yesus juga memberikan peringatan keras: “Celakalah kamu yang kaya… celakalah kamu yang kenyang… celakalah kamu yang tertawa sekarang… celakalah kamu jika semua orang memuji kamu.” Kata-kata ini bukan berarti bahwa harta atau sukacita itu dosa, tetapi peringatan agar kita tidak terjebak pada kenyamanan dunia yang menutup hati dari Allah. Kekayaan, popularitas, dan kesenangan bisa membuat kita lupa pada tujuan sejati: keselamatan.

Relevansi bagi kita

Dalam dunia digital zaman ini, banyak orang mencari “likes”, validasi sosial, dan pengakuan publik. Kita bisa mudah terjebak dalam ilusi bahwa kebahagiaan sejati datang dari pengakuan dunia. Namun Injil hari ini mengingatkan kita: kebahagiaan sejati hanya ada ketika kita hidup dalam kasih Allah, meskipun itu berarti harus menanggung salib, kritik, atau kesepian.

Yesus mengajak kita untuk berani memilih jalan sempit—hidup dalam iman, berbagi dengan yang miskin, menolak kesombongan, dan tetap setia meski ditolak. Inilah jalan berkat yang sejati.

Penutup

Semoga kita mampu memandang hidup dengan mata iman, melihat berkat di balik penderitaan, dan tidak terjebak pada kebahagiaan semu dunia. Mari kita belajar bersyukur dalam segala keadaan, karena bersama Kristus, penderitaan pun menjadi jalan menuju sukacita sejati.

Demikianlah Renungan Katolik Rabu, 10 September 2025 Bacaan Injil: Lukas 6:20-26, semoga bermanfaat.

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url