Renungan Katolik Senin, 27 Oktober 2025 Bacaan Injil: Lukas 13:10-17
✝️ Renungan Katolik Senin, 27 Oktober 2025 Bacaan Injil: Lukas 13:10-17
"Yesus menyembuhkan seorang perempuan yang sudah delapan belas tahun sakit."
1. Injil Hari Ini
Dalam Injil Lukas 13:10-17, kita mendengar kisah seorang perempuan yang sudah delapan belas tahun menderita karena roh penyakit yang membuat tubuhnya bungkuk dan tidak dapat berdiri tegak. Ia datang ke rumah ibadat, dan Yesus, yang melihat penderitaannya, memanggilnya, menumpangkan tangan, dan seketika itu ia sembuh. Namun, penyembuhan ini menimbulkan perdebatan, karena terjadi pada hari Sabat. Pemimpin rumah ibadat menegur, tetapi Yesus menjawab bahwa melakukan kebaikan pada hari Sabat tidak melanggar hukum, justru menggenapi kasih Allah.
Kisah ini tidak hanya tentang mukjizat penyembuhan, tetapi juga tentang kasih Allah yang melampaui aturan kaku dan tentang pembebasan sejati yang datang dari Kristus.
2. Penderitaan yang Terikat
Perempuan ini menderita selama 18 tahun. Ia bungkuk, tidak bisa menatap langit, tidak bisa menatap orang lain dengan bebas. Dalam tradisi Kitab Suci, angka 18 melambangkan waktu yang sangat lama—suatu masa penderitaan yang berat. Kita pun sering mengalami “kebungkukan rohani”: rasa bersalah, dosa, kecemasan, trauma masa lalu, atau beban hidup yang membuat kita sulit “menatap ke atas” kepada Allah.
3. Sentuhan Yesus yang Membebaskan
Yesus tidak menunggu perempuan itu meminta penyembuhan. Justru Yesus yang melihat dan memanggilnya lebih dulu. Inilah inti belas kasih Allah: Dia tidak menunggu kita sempurna atau siap, melainkan datang menghampiri kita dalam keterpurukan.
Tindakan Yesus menegaskan bahwa Allah melihat penderitaan kita, bahkan yang tersembunyi sekalipun. Saat kita merasa tidak berharga, Tuhan berkata: “Engkau adalah anak-Ku yang Kukasihi, bangkitlah dan berdirilah tegak.”
4. Hukum vs. Kasih
Pemimpin rumah ibadat marah karena mukjizat itu dilakukan pada hari Sabat. Bagi mereka, aturan lebih penting daripada belas kasih. Tetapi Yesus menegur: “Hai orang munafik! Bukankah setiap orang di antaramu melepaskan lembu atau keledainya pada hari Sabat untuk membawanya minum?”
Artinya, kasih harus selalu menjadi dasar hukum. Sabat bukan untuk mengikat, tetapi untuk membebaskan. Inilah yang sering menjadi tantangan kita juga: kita bisa terjebak pada ritual, tradisi, atau aturan, tetapi lupa pada hati dari iman kita, yaitu kasih.
5. Refleksi untuk Hidup Kita
- Apakah kita sedang “bungkuk” oleh beban hidup? Tuhan mengundang kita untuk datang ke hadapan-Nya, agar Dia memulihkan dan memberi kekuatan baru.
- Apakah kita kadang lebih mementingkan aturan daripada kasih? Yesus mengingatkan bahwa hukum tanpa cinta hanyalah beban.
- Apakah kita siap diubah oleh Tuhan? Penyembuhan bukan hanya fisik, tetapi juga batin dan rohani.
6. Doa Renungan
Ya Yesus yang penuh belas kasih, Engkau melihat penderitaan kami bahkan sebelum kami berseru. Sembuhkanlah luka batin, dosa, dan segala hal yang membuat kami bungkuk di hadapan-Mu. Ajarilah kami menempatkan kasih di atas segala aturan, dan biarlah hidup kami menjadi tanda kebebasan yang Engkau berikan. Amin.
7. Penutup
Kisah perempuan bungkuk ini adalah cermin bagi kita semua. Yesus datang bukan hanya untuk menyembuhkan tubuh, tetapi juga untuk membebaskan jiwa kita. Mari kita hidup sebagai anak-anak Allah yang merdeka, berdiri tegak, dan memuliakan Dia dengan hidup kita sehari-hari.
Demikianlah Renungan Katolik Senin, 27 Oktober 2025 Bacaan Injil: Lukas 13:10-17, semoga bermanfaat.