Renungan Katolik Jumat, 19 Desember 2025 Bacaan Injil: Lukas 1:5-25
⭐ Renungan Katolik Jumat, 19 Desember 2025 Bacaan Injil: Lukas 1:5-25
“Doa yang Lama Tertunda, Bukan Doa yang Dilupakan”
✨ Renungan Katolik Hari Ini
Dalam Injil hari ini, kita bertemu dengan pasangan yang sangat istimewa namun penuh luka batin: Zakharia dan Elisabet. Mereka adalah pasangan benar di hadapan Tuhan, setia, tidak bercela dalam melaksanakan perintah, tetapi menanggung satu pergumulan besar—mereka belum memiliki anak. Pada zaman itu, kemandulan bukan hanya sebuah penderitaan emosional, tetapi juga dianggap sebagai aib sosial.
Namun Lukas menegaskan:
“Keduanya hidup benar di hadapan Allah.”
Inilah pesan pertama bagi kita: kesetiaan tidak selalu langsung menghasilkan jawaban doa yang kita minta.
Kadang Tuhan mengizinkan waktu yang panjang, bukan karena Dia tidak peduli, tetapi karena Ia sedang menyiapkan sesuatu yang jauh lebih besar dari diri kita.
1. Zakharia: Imam yang tetap melayani meski hatinya terluka
Zakharia sudah tua. Doanya sudah sangat lama. Ia mungkin telah berhenti meminta. Tetapi hari itu, ketika ia masuk ke dalam rumah Tuhan untuk membakar ukupan, Tuhan memilih menjawab.
Sering kali kita juga begitu—kita berdoa, menunggu, berharap, lalu suatu hari kita menyerah. Kita berkata:
“Ah, mungkin ini bukan kehendak Tuhan.”
“Sudah terlambat.”
“Aku sudah terlalu tua.”
“Aku sudah tidak layak berharap.”
Namun malaikat Gabriel berkata:
“Jangan takut, Zakharia, sebab doamu telah didengar.”
Perhatikan kata-kata itu.
Doamu telah didengar — bukan “sedang didengar” apalagi “baru didengar”.
Tuhan sudah mengingat doa kita, bahkan yang kita sendiri sudah lupakan.
2. Doa yang tertunda bukan doa yang ditolak
Jawaban Tuhan bagi Zakharia bukan sekadar kelahiran seorang anak. Tuhan memberikan Yohanes Pembaptis, sang perintis jalan Mesias.
Ini bukan jawaban yang kecil.
Ini bukan mukjizat untuk kenyamanan pribadi.
Ini adalah bagian dari rencana keselamatan dunia.
Tuhan sering mengerjakan hal seperti itu dalam hidup kita.
Ketika kita merasa doa kita “tidak dijawab”, sebenarnya Tuhan sedang menyiapkan sesuatu yang lebih luas dampaknya dari sekadar kebutuhan kita sendiri.
Kadang Tuhan menunda, karena jawaban-Nya bukan hanya untuk kita, tetapi untuk banyak orang.
3. Mengapa Zakharia membisu?
Ketika Gabriel menyampaikan kabar sukacita itu, Zakharia tidak langsung percaya. Ia mempertanyakan.
Lalu ia menjadi bisu.
Ini bukan hukuman.
Ini adalah tanda dan sarana.
Dalam keheningan itu, Zakharia belajar:
– untuk mendengar lebih banyak
– untuk merenungkan karya Tuhan
– untuk percaya tanpa harus melihat bukti
Di dunia yang bising, mungkin kita juga butuh “ke bisuan rohani” seperti Zakharia—keheningan yang mengizinkan Tuhan berbicara lebih jelas.
4. Elisabet: perempuan yang menanggung aib, berbuah di masa tua
Elisabet menyambut kehamilannya dengan kata-kata yang indah:
“Inilah perbuatan Tuhan bagiku.”
Ia memandang segala sesuatu sebagai karya Tuhan, bukan hasil usahanya sendiri.
Imannya sederhana, tetapi kuat.
Ia menerima dengan syukur dan tidak bersuara banyak.
Kadang kita harus belajar menjadi seperti Elisabet—percaya, tenang, dan mengizinkan Tuhan bekerja pelan-pelan.
🌟 Makna Bagi Hidup Kita
- Tuhan mendengar setiap doa, bahkan yang telah lama tidak kita ucapkan lagi.
- Kesetiaan lebih berharga daripada mukjizat instan.
- Waktu Tuhan selalu sempurna, bahkan ketika bagi kita sudah terlambat.
- Doa yang tidak dijawab bisa jadi adalah doa yang sedang disempurnakan.
- Pegang imanmu, sebab dalam rencana Tuhan, tidak ada penantian yang sia-sia.
🙏 Doa Penutup
Tuhan yang Maha Setia,
ajarilah kami percaya seperti Elisabet dan tetap melayani seperti Zakharia, bahkan ketika hidup tidak berjalan sesuai harapan.
Kuatkanlah hati kami untuk menunggu Jawaban-Mu dengan damai,
dan bantulah kami melihat bahwa Engkau bekerja dalam diam dan waktu yang sempurna.
Amin.
Demikianlah Renungan Katolik Jumat, 19 Desember 2025 Bacaan Injil: Lukas 1:5-25, semoga bermanfaat, Tuhan Memberkati. Amin.

