Renungan Katolik Kamis, 7 Agustus 2025 "Iman yang Mengakui dan Mengikuti Mesias"
Renungan Katolik Kamis, 7 Agustus 2025 "Iman yang Mengakui dan Mengikuti Mesias"
“Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!” – Matius 16:16
1. Siapakah Yesus Menurut Kita Hari Ini?
Dalam perikop Injil hari ini, Yesus mengajukan sebuah pertanyaan penting kepada para murid-Nya: “Menurut orang, siapakah Anak Manusia itu?” Dan lebih lanjut, “Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?” (Mat 16:13,15).
Pertanyaan ini tidak hanya ditujukan kepada para rasul dua ribu tahun lalu, tetapi juga kepada kita semua yang menyebut diri sebagai pengikut Kristus. Renungan Katolik hari ini mengajak kita menelusuri lebih dalam tentang pengenalan pribadi kita akan Yesus—apakah Dia hanya sekadar tokoh sejarah atau sungguh Mesias dan Tuhan dalam hidup kita?
2. Pengakuan Iman yang Lahir dari Hubungan Pribadi
Simon Petrus menjawab: “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!” (Mat 16:16). Jawaban ini bukanlah hasil dari logika manusia semata. Yesus dengan tegas menyatakan bahwa pengenalan Petrus itu bukan berasal dari darah dan daging, melainkan dari pewahyuan Bapa di surga.
Iman yang sejati bukanlah sekadar mengetahui tentang Yesus, tetapi mengalami Yesus secara pribadi. Banyak orang mungkin tahu Yesus dari buku, khotbah, atau cerita. Namun, tidak semua orang mengalami kehadiran dan kuasa-Nya dalam hidup. Inilah perbedaan antara pengetahuan tentang Yesus dan pengalaman akan Yesus.
3. Iman yang Diakui dan Iman yang Diuji
Setelah pengakuan Petrus yang luar biasa, terjadi pergeseran dramatis dalam narasi. Ketika Yesus menjelaskan bahwa Ia harus menderita, ditolak, dibunuh, dan dibangkitkan pada hari ketiga, Petrus menegurnya: “Kiranya Allah menjauhkan hal itu, Tuhan! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau.” (Mat 16:22).
Yesus langsung menegur Petrus: “Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku.” (Mat 16:23). Ini bukan berarti Yesus membenci Petrus, melainkan menegur roh duniawi dan cara pikir manusiawi yang menolak salib.
Iman yang benar tidak hanya mengakui Yesus sebagai Tuhan, tetapi juga siap mengikuti Yesus dalam jalan penderitaan dan pengorbanan. Pengakuan iman yang sejati harus disertai dengan penyangkalan diri dan kesediaan memikul salib setiap hari.
4. Mengapa Kita Sering Menolak Salib?
Seperti Petrus, kita pun sering berharap bahwa menjadi pengikut Kristus berarti hidup nyaman dan penuh berkat tanpa penderitaan. Kita ingin Yesus sebagai Raja yang menang, tapi enggan mengikuti Dia dalam jalan salib. Inilah bentuk iman yang belum matang.
Penderitaan bukanlah tanda bahwa Allah meninggalkan kita. Justru salib adalah jalan kemenangan. Dengan menerima salib hidup kita—baik itu kegagalan, penyakit, konflik, atau kekecewaan—kita belajar menjadi serupa dengan Kristus.
Salib menjadi jalan penyucian, bukan penghakiman.
5. Petrus: Gagal dan Disempurnakan oleh Kasih
Salah satu hal yang paling menghibur dari Injil hari ini adalah kenyataan bahwa Yesus tetap memilih dan membentuk Petrus, walaupun ia salah langkah. Petrus yang tadinya “batu karang” iman, tiba-tiba menjadi “batu sandungan”. Namun, Yesus tidak membuangnya. Sebaliknya, Ia membentuk Petrus menjadi pemimpin Gereja.
Ini memberi kita harapan. Kita semua adalah “Petrus” dalam berbagai bentuk: kadang kokoh dalam iman, kadang goyah dan salah arah. Namun, Tuhan tidak menyerah terhadap kita. Ia membentuk, menegur, dan memperbarui kita dalam kasih-Nya.
6. Membangun Iman di Atas Batu Karang
Yesus mengatakan, “Di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku.” (Mat 16:18). Batu karang itu adalah pengakuan iman yang kokoh dan tak tergoyahkan. Dalam dunia digital yang penuh relativisme dan kebingungan, kita dipanggil untuk tetap teguh menyatakan iman kita, bukan hanya dengan kata-kata, tetapi juga dalam kesaksian hidup.
Kita dipanggil menjadi batu-batu hidup dalam bangunan rohani Gereja (1 Petrus 2:5). Artinya, iman kita tidak boleh pasif. Kita harus menjadi saksi Kristus dalam keluarga, komunitas, media sosial, dan di mana pun Tuhan tempatkan kita.
Penutup: Dari Pengakuan Menuju Penyerahan Diri
Renungan hari ini mengajak kita untuk tidak hanya mengenal Yesus lewat kata-kata, tetapi juga melalui pengalaman yang nyata dalam kehidupan. Dari pengakuan iman yang jujur, menuju penyerahan diri yang total kepada rencana Allah, bahkan ketika itu sulit dan menyakitkan.
Marilah kita memohon kepada Roh Kudus agar kita diberi keberanian seperti Petrus: untuk bangkit setiap kali gagal, dan terus bertumbuh dalam iman hingga kita benar-benar menjadi batu karang yang teguh dalam Kristus.
✝️ Doa Penutup:
Tuhan Yesus, ajarlah kami untuk mengenal-Mu lebih dalam, tidak hanya melalui kata, tetapi melalui pengalaman hidup bersama-Mu. Ketika salib datang, kuatkan kami agar tidak lari, tetapi semakin percaya kepada kasih-Mu. Amin.
Jika Anda merasa diberkati melalui renungan ini, bagikan kepada sesama, dan mari bersama menjadi terang Kristus di dunia.
Demikianlah Renungan Katolik Kamis, 7 Agustus 2025 "Iman yang Mengakui dan Mengikuti Mesias", semoga bermanfaat.
Baca Juga Injil, Renungan dan Santo Santa THEKATOLIK.COM Lainnya di Google News