Renungan Katolik Selasa, 14 Oktober 2025 Bacaan Injil: Lukas 11:37–41

Renungan Katolik Selasa, 14 Oktober 2025 Bacaan Injil: Lukas 11:37–41

📖 Renungan Katolik Selasa, 14 Oktober 2025 Bacaan Injil: Lukas 11:37–41

“Hati yang Bersih Lebih Penting dari Penampilan”

Hari ini, Injil Lukas 11:37–41 mengisahkan Yesus yang diundang makan oleh seorang Farisi. Orang Farisi itu heran ketika melihat Yesus tidak mencuci tangan-Nya sebelum makan. Bagi orang Farisi, aturan lahiriah sangat penting: mencuci tangan, menjaga kesucian ritual, dan menampilkan diri sesuai hukum. Namun Yesus menegur mereka:

“Kamu orang-orang Farisi, kamu membersihkan bagian luar dari cawan dan pinggan, tetapi bagian dalam kamu penuh dengan rampasan dan kejahatan. Hai orang-orang bodoh! Bukankah Dia yang menjadikan bagian luar, Dia juga yang menjadikan bagian dalam?”

Yesus menekankan bahwa kesucian sejati bukanlah tampilan luar, melainkan kemurnian hati.

Lahiriah vs. Batiniah

Bangsa Yahudi zaman itu sangat menekankan aturan hukum dan ritual. Cuci tangan sebelum makan bukan hanya soal kesehatan, tetapi soal ritus keagamaan. Namun, banyak dari mereka berhenti pada simbol luar tanpa menghayati makna terdalamnya.

Yesus menunjukkan bahwa Allah lebih melihat ke dalam hati. Kebersihan lahiriah tidak ada artinya jika hati penuh kesombongan, iri, dan ketidakadilan.

Kita bisa rajin ke gereja, aktif dalam pelayanan, atau terlihat saleh, tetapi jika hati kita masih dipenuhi dendam, iri hati, atau keangkuhan, kita sama seperti cawan yang kinclong di luar tapi kotor di dalam.

Hati yang Bersih di Hadapan Allah

Kesucian yang dikehendaki Allah adalah hati yang murni. Seperti doa Mazmur:

“Ciptakanlah hati yang murni dalam diriku, ya Allah, dan perbaharuilah semangat yang teguh dalam batinku” (Mzm 51:12).

Hati yang bersih:

Tidak menyimpan kebencian.

Tidak diperbudak keserakahan.

Tidak mencari pujian manusia, tetapi tulus di hadapan Allah.

Yesus mengingatkan bahwa kasih kepada sesama adalah cara nyata untuk memurnikan hati. Dia berkata:

“Berikanlah sedekah dari apa yang ada padamu, maka semuanya akan menjadi bersih bagimu.”

Artinya, kasih yang diwujudkan dalam berbagi akan membersihkan hati kita lebih daripada ritual lahiriah.

Relevansi dalam Kehidupan Kita

Kehidupan modern juga sering sibuk dengan penampilan luar

Kita lebih sibuk terlihat baik di mata orang, tetapi melupakan pembaruan hati. Media sosial membuat kita mudah terjebak pada pencitraan rohani.

Yesus menuntut kejujuran batin

Ia mengajak kita untuk tidak hanya “berpura-pura saleh”, tetapi sungguh memiliki hati yang tulus dan bersih.

Kasih lebih besar daripada ritual

Doa, misa, dan devosi sangat penting, tetapi semuanya menjadi hampa bila tidak diikuti kasih nyata. Sedekah, kerelaan berbagi, dan pengampunan adalah tanda hati yang sungguh bersih.

Contoh Konkret

Seorang pelajar bisa rajin ikut kegiatan rohani, tetapi jika masih suka meremehkan temannya, ia perlu membersihkan hatinya.

Seorang pekerja bisa menyumbang banyak, tetapi jika hatinya penuh sombong, itu hanya kesalehan luar.

Orang tua bisa mengajarkan doa pada anak-anak, tetapi teladan kasih jauh lebih penting daripada sekadar kata-kata.

Penutup

Yesus mengajak kita untuk melihat lebih dalam: apakah hati kita bersih di hadapan Allah?

Kebersihan lahiriah itu baik, tetapi jauh lebih penting membersihkan batin dengan pertobatan dan kasih. Mari kita jadikan hidup kita bukan sekadar “indah dilihat”, tetapi sungguh berkenan bagi Allah.

🙏 Doa:

“Tuhan, sucikanlah hatiku dari kesombongan dan kepalsuan. Ajari aku untuk lebih mementingkan kasih dan kejujuran hati daripada penampilan luar. Amin.”

Demikianlah Renungan Katolik Selasa, 14 Oktober 2025 Bacaan Injil: Lukas 11:37–41, semoga bermanfaat.

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url