Renungan Katolik Senin, 3 November 2025 Bacaan Injil: Lukas 14:12-14
✝️ Renungan Katolik Senin, 3 November 2025 Bacaan Injil: Lukas 14:12-14
“Apabila engkau mengadakan perjamuan, undanglah orang miskin, orang cacat, orang lumpuh, dan orang buta; maka engkau akan berbahagia, karena mereka tidak mempunyai apa-apa untuk membalas engkau.”
1. Perjamuan Kasih yang Tak Mengharap Balasan
Injil hari ini mengajak kita untuk menatap lebih dalam makna kasih tanpa pamrih.
Yesus menegur sikap manusia yang kerap berbuat baik hanya kepada mereka yang bisa membalas.
“Apabila engkau mengadakan perjamuan, janganlah undang teman-temanmu, atau saudara-saudaramu, atau tetanggamu yang kaya…” (Luk 14:12)
Dalam budaya dunia yang serba timbal balik — “aku memberi supaya aku dapat kembali” — Yesus menghadirkan logika kasih yang berbeda:
kasih sejati bukanlah transaksi, tetapi pemberian total dari hati.
2. Kasih yang Menembus Batas Sosial
Yesus mengundang kita untuk membuka hati kepada mereka yang sering terlupakan:
orang miskin, cacat, lumpuh, dan buta.
Dalam konteks zaman Yesus, kelompok ini adalah yang tersingkir dari masyarakat — dianggap tidak layak duduk di meja perjamuan.
Namun bagi Kristus, merekalah tamu istimewa di Kerajaan Allah.
Inilah revolusi kasih yang Yesus tunjukkan: kasih yang menembus batas, kasih yang melayani tanpa memandang status.
Hari ini, Yesus menguji hati kita:
Apakah kita hanya berbuat baik kepada mereka yang menguntungkan kita?
Ataukah kita rela mengasihi tanpa berharap imbalan?
3. Bahagia yang Sejati: Memberi, Bukan Menerima
Yesus menegaskan,
“Engkau akan berbahagia, karena mereka tidak mempunyai apa-apa untuk membalas engkau.” (Luk 14:14)
Kebahagiaan sejati tidak datang dari tepuk tangan manusia, melainkan dari senyum Tuhan.
Setiap tindakan kasih yang murni — tanpa pamrih, tanpa kamera, tanpa pengakuan — akan dicatat di surga.
Yesus menegaskan bahwa balasan itu akan datang “pada waktu kebangkitan orang-orang benar.”
Artinya, kasih yang tulus tidak pernah sia-sia.
Mungkin dunia tidak melihatnya, tetapi Allah selalu melihat dengan mata kasih yang abadi.
4. Menghidupi Injil di Dunia Modern
Dalam dunia digital saat ini, bahkan kebaikan sering dikaitkan dengan citra diri — seberapa banyak “likes”, seberapa banyak orang tahu.
Namun Injil hari ini mengingatkan kita: kasih sejati tidak butuh panggung.
Mungkin bentuknya sederhana:
- Menyapa rekan kerja yang dikucilkan.
- Menolong tanpa mengumumkan.
- Mengunjungi orang sakit tanpa menunggu terima kasih.
- Mengasihi orang yang sulit kita sukai.
Dalam tindakan-tindakan kecil itu, kita menjadi cermin kasih Kristus yang murni.
5. Kasih yang Mengubah Dunia
Bayangkan jika setiap orang mulai mengasihi tanpa pamrih.
Dunia akan berubah: tidak lagi dibangun atas kepentingan, tapi atas belas kasih.
Yesus memanggil kita untuk mengubah meja makan menjadi meja kasih,
tempat setiap orang — tanpa kecuali — merasa diterima dan dicintai.
Inilah wujud nyata dari Kerajaan Allah di bumi.
6. Refleksi Hidup
Hari ini, mari kita bertanya pada diri sendiri:
- Siapa “orang miskin” di sekitarku yang perlu aku undang masuk dalam kasihku?
- Apakah aku berbuat baik untuk mencari pujian, atau karena ingin mencintai Tuhan?
- Apakah aku masih memilih-milih dalam melayani?
Kasih Kristus tidak pernah memilih-milih.
Semoga kita pun belajar memberi dari hati yang tulus.
7. Doa Renungan
Ya Tuhan Yesus, Engkau mengajarkan kami untuk mengasihi tanpa pamrih.
Ajarlah kami untuk melihat wajah-Mu dalam diri mereka yang miskin dan tersingkir.
Jauhkan kami dari ego dan keinginan untuk dihargai,
agar setiap tindakan kami menjadi persembahan kasih sejati kepada-Mu.
Amin.
8. Penutup
Injil hari ini mengajak kita untuk mengubah cara kita memandang kasih.
Bukan lagi “siapa yang pantas mendapat kasihku”, tetapi “siapa yang paling membutuhkan kasihku.”
Itulah jalan menuju kebahagiaan sejati di dalam Tuhan.
Demikianlah Renungan Katolik Senin, 3 November 2025 Bacaan Injil: Lukas 14:12-14, semoga bermanfaat.