Renungan Katolik Rabu, 31 Desember 2025 Bacaan Injil: Yohanes 1:1-18

https://renungan.thekatolik.com/2025/12/renungan-katolik-rabu-31-desember-2025.html

✨ Renungan Katolik Rabu, 31 Desember 2025 Bacaan Injil: Yohanes 1:1-18

“Terang yang Datang ke Dunia”

1. Mengakhiri Tahun di Hadapan Sang Sabda

Ada sesuatu yang sangat indah ketika Gereja memberi kita bacaan Yohanes 1:1–18 tepat di penghujung tahun. Ketika dunia merayakan akhir tahun dengan gegap gempita, kembang api, dan hitung mundur, Gereja mengajak kita untuk merenungkan awal dari segala awal:

“Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.”

Di saat banyak orang sibuk merencanakan resolusi, Tuhan mengajak kita kembali ke Sumber Hidup, Sang Sabda yang sejak semula hadir, yang menciptakan kita, menopang kita, dan memanggil kita kembali pulang.

Akhir tahun bukan hanya tentang evaluasi; ini juga adalah momen untuk kembali ke dasar: Siapa yang memulai hidup kita?

Siapa yang memegang seluruh perjalanan kita?

Siapa yang berada di balik setiap nafas kita?

Jawabannya: Sang Sabda—Firman yang hidup, Firman yang menjadi manusia.

Di sinilah inti renungan Katolik harian hari ini: di penghujung tahun, kita kembali kepada Terang yang tidak dapat dikalahkan kegelapan.

2. “Terang itu bercahaya di dalam kegelapan…”

Kita hidup di dunia yang penuh “kegelapan”:

  • kecemasan tentang masa depan
  • luka dari hubungan yang gagal
  • rutinitas yang membuat iman terasa hambar
  • komentar dunia digital yang penuh tekanan
  • perbandingan yang membuat kita lupa siapa kita

Namun Yohanes menuliskan sesuatu yang sangat kuat:

“Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan tidak menguasainya.”

Kalimat itu bukan hanya puisi indah. Itu adalah janji.

Janji bahwa tidak ada kegelapan—bahkan yang sudah kita alami tahun ini—yang mampu menelan terang Kristus.

Banyak dari kita mungkin memasuki akhir tahun ini dengan campuran rasa syukur dan penyesalan. Ada doa yang belum dijawab, ada rencana yang tidak berjalan, ada harapan yang terasa semakin jauh. Tapi bacaan hari ini mengingatkan: Terang itu tetap bersinar, bahkan ketika kita tidak menyadarinya.

Inilah yang menjadi inti spiritualitas Katolik zaman now:

Iman bukan sekadar perasaan, tapi memilih percaya bahwa Terang bekerja, bahkan ketika mata kita belum melihatnya.

3. “Sabda itu telah menjadi manusia” — Allah yang Turun ke Titik Terdalam Manusia

Salah satu ayat paling radikal dalam seluruh Kitab Suci adalah Yohanes 1:14:

“Firman itu telah menjadi manusia dan diam di antara kita.”

Ini bukan sekadar informasi teologis; ini adalah revolusi ilahi.

Allah tidak hanya berbicara dari kejauhan.

Tidak hanya mengirim pesan lewat nabi.

Tidak hanya membuat aturan moral.

Allah turun, masuk ke sejarah manusia.

Masuk ke dalam kerapuhan daging kita.

Masuk ke dalam air mata, ketakutan, kelelahan, dan harapan kita.

Inilah inti Injil Yohanes 1:1–18: Allah tidak menunggu kita sempurna untuk datang.

Dia datang justru karena kita rapuh.

Saat kita merasa tidak cukup, tidak layak, atau tidak suci—Injil hari ini berkata:

Allah justru memilih tinggal di tengah manusia yang tidak sempurna.

Betapa menenangkan di akhir tahun seperti ini:

Tuhan tidak pernah kecewa karena kita tidak mencapai target rohani.

Tuhan tidak menuntut kita sudah berhasil berdoa dengan sempurna.

Tuhan melihat hati yang ingin kembali pada-Nya, meski pelan dan penuh jatuh–bangun.

4. Tahun yang Berlalu dan Terang yang Tetap Setia

Ketika kita menoleh ke belakang, kita mungkin melihat banyak hal:

  • berkat yang kecil tapi nyata
  • perjuangan yang tidak pernah kita ceritakan pada siapa pun
  • momen bahagia yang mungkin sekarang terasa jauh
  • dosa dan keterpurukan yang membuat kita malu

Tapi Firman selalu berada di sana, menyertai kita, memeluk kita lewat keheningan doa, Ekaristi, dan kehadiran orang-orang yang mengasihi kita.

Jika ada rasa kacau, Tuhan melihat.

Jika ada luka, Tuhan peduli.

Jika ada rasa gagal, Tuhan tetap datang.

Dan Firman itu berkata:

“Aku tetap terangmu. Aku tetap harapanmu.”

Renungan akhir tahun ini bukan sekadar refleksi moral, tetapi pengakuan iman:

Tuhanlah yang memegang perjalanan ini dari awal hingga akhir.

5. “Supaya setiap orang yang menerimanya diberi kuasa menjadi anak-anak Allah”

Salah satu kalimat paling lembut dari perikop ini adalah:

“Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa menjadi anak-anak Allah.”

Kita hidup di era digital yang cepat membuat kita merasa “tidak cukup”:

  • tidak cukup sukses
  • tidak cukup kurus
  • tidak cukup kudus
  • tidak cukup produktif
  • tidak cukup sempurna untuk dicintai

Tetapi Tuhan berkata:

“Engkau cukup, karena engkau anak-Ku.”

Identitas anak Allah bukan hadiah untuk orang suci.

Itu adalah anugerah bagi semua orang yang mau menerima Sang Sabda.

Ini adalah fondasi spiritualitas Katolik yang paling mendalam:

Kita tidak hidup untuk meraih kasih Allah.

Kita hidup karena sudah dikasihi sejak semula.

6. Memulai Tahun Baru dengan Terang yang Sama

Akhir tahun seringkali penuh resolusi hebat. Tapi firman hari ini mengajak kita melakukan resolusi rohani yang sederhana namun kuat:

1) Biarkan Terang Kristus tinggal dalam dirimu.

Tidak perlu langkah besar.

Mulai dengan doa 5 menit sehari.

Mulai dengan satu ayat Kitab Suci.

Mulai dengan Ekaristi Minggu.

2) Kembalilah pada Sabda.

Sabda yang hidup lebih kuat dari suara kecemasanmu.

3) Lihat tahun baru sebagai perjalanan bersama Terang, bukan perjalanan membuktikan diri.

4) Pilih untuk percaya bahwa Terang menang, bahkan ketika kamu belum melihatnya.

7. Penutup: “Dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia”

Apa pun yang terjadi tahun ini—entah penuh berkat atau penuh luka—Injil Yohanes 1:1–18 meneguhkan kita:

Kasih karunia Allah selalu datang, terus-menerus, tidak pernah berhenti.

Bahkan hari ini, bahkan sekarang.

Tuhan tetap bekerja.

Terang tetap bersinar.

Firman tetap menyertai kita.

Semoga renungan ini menjadi terang kecil bagi perjalananmu menutup tahun 2025 dan membuka lembaran 2026 dengan iman yang lebih lembut, lebih berserah, dan lebih menyala.

Amin.

Demikianlah Renungan Katolik Rabu, 31 Desember 2025 Bacaan Injil: Yohanes 1:1-18, semoga bermanfaat, Tuhan Memberkati. Amin.

Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url